RSS

Pages

KISAH SEORANG GADIS YANG MENJAJAKAN KEPERAWANANNYA

Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima . Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok.

Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.

Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa.

Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya:

" Maaf, nona … Apakah anda sedang menunggu seseorang? "

" Tidak! " Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.

" Lantas untuk apa anda duduk di sini?"

" Apakah tidak boleh? " Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam..

" Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami."

" Maksud, bapak? "

" Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini "

" Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang, izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual " Kata wanita itu dengan suara lambat.

" Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini? "

Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.

" Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. "

" Saya ingin menjual diri saya, " Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.

" Mari ikut saya, " Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya.

Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperativ karena ada secuil senyum di wajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu.

Di koridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.

" Apakah anda serius? "

" Saya serius " Jawab wanita itu tegas.

" Berapa tarif yang anda minta? "

" Setinggi-tingginya. .' '

" Mengapa?" Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.

" Saya masih perawan "

" Perawan? " Sekarang petugas satpam itu benar-benar terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini..

Pikirnya

" Bagaimana saya tahu anda masih perawan?"

" Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan.. Ya kan …"

" Kalau tidak terbukti? "

" Tidak usah bayar …"

" Baiklah …" Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan.

" Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda. "

" Cobalah. "

" Berapa tarif yang diminta? "

" Setinggi-tingginya. "

" Berapa? "

" Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa? "

" Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. "

Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu.

Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah.

" Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana? "

" Tidak adakah yang lebih tinggi? "

" Ini termasuk yang tertinggi, " Petugas satpam itu mencoba meyakinkan.

" Saya ingin yang lebih tinggi…"

" Baiklah. Tunggu disini …" Petugas satpam itu berlalu.

Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.

" Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? "

" Tidak adakah yang lebih tinggi? "

" Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap
saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama-sama butuh … "

" Saya ingin tawaran tertinggi … " Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.

" Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya. Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit.
Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli. " Kata petugas satpam itu dengan agak kesal.

Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift.

Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua.

" Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? " Kata petugas satpam itu dengan sopan.

Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh wanita itu …

" Berapa? " Tanya pria itu kepada Wanita itu.

" Setinggi-tingginya " Jawab wanita itu dengan tegas.

" Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? " Kata pria itu kepada sang petugas satpam.

" Rp.. 6 juta, tuan "

" Kalau begitu saya berani dengan harga Rp. 7 juta untuk semalam. "

Wanita itu terdiam.

Petugas satpam itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawaban bagus dari wanita itu.

" Bagaimana? " tanya pria itu.

"Saya ingin lebih tinggi lagi …" Kata wanita itu.

Petugas satpam itu tersenyum kecut.

" Bawa pergi wanita ini. " Kata pria itu kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamar dengan keras.

" Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? "

" Tentu! "

" Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu … "

" Saya minta yang lebih tinggi lagi …"

Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang.

Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya.

" Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya. "

Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya.

" Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang 25 juta Rupiah.

Apakah itu tidak cukup? " Terdengar suara pria itu berbicara.

Wajah pria itu nampak masam seketika

" Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu.

Kan sudah seminggu lebih kita engga ketemu, ya sayang?! "

Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita.

Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria itu.

Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada Pria itu: " Pak, apakah anda butuh wanita … Huh "

Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan wajahnya.

" Ada wanita yang duduk disana, " Petugas satpam itu menujuk kearah wanita tadi.

Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini.

"Dia masih perawan.."

Pria itu mendekati petugas satpam itu.

Wajah mereka hanya berjarak setengah meter. " Benarkah itu? "

" Benar, pak. "

" Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu … "

" Dengan senang hati. Tapi, pak …Wanita itu minta harga setinggi tingginya."

" Saya tidak peduli … " Pria itu menjawab dengan tegas.

Pria itu menyalami hangat wanita itu.

" Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah …." Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.

" Mari kita bicara di kamar saja." Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada petugas satpam itu.

Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya.

Di dalam kamar …

" Beritahu berapa harga yang kamu minta? "

" Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit "

" Maksud kamu? "

" Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih …. "

" Hanya itu …"

" Ya …! "

Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Pria ini sadar, bahwa di hadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai. Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanta ini tidak melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.

" Siapa nama kamu? "

" Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar … " Kata wanita itu

" Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar. "

"Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! "

" Ada ! " Kata pria itu seketika.

" Sebutkan! "

" Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu ke rumah sakit.

Dan sekarang pulanglah … " Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.

" Saya tidak mengerti …"

" Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar …"

" Dan, apakah bapak ikhlas…? "

" Apakah uang itu kurang? "

" Lebih dari cukup, pak … "

" Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? "

" Silahkan …"

" Mengapa kamu begitu beraninya … "

" Siapa bilang saya berani. Saya takut pak …
Tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya ke rumah sakit dan semuanya gagal.
Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu.
Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` … Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah keyakinan … "

" Keyakinan apa? "

" Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhan lah yang akan menjaga kehormatan kita … " Wanita itu kemudian melangkah keluar kamar.

Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata:

" Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini … "

" Kesadaran… "

.. . .

Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.

" Kamu sudah pulang, nak "

" Ya, bu … "

" Kemana saja kamu, nak … Huh"

" Menjual sesuatu, bu … "

" Apa yang kamu jual?" Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda itu hanya tersenyum …

Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang
gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakan. Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan
….

" Kini saatnya ibu untuk berobat … "

Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: " Tuhan telah membeli yang saya jual… ".

Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam taksi dengan hati-hati dan berkata
kepada supir taksi: " Antar kami kerumah sakit …" Sumber: Kaskus.us

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

KATA-KATA MUTIARA DARI STEVE JOBS

Steve Jobs merupakan seorang yang jenius, pendiri Apple ini ikut andil dalam menjadikan Apple sebagai perusahaan termahal di dunia. Beliau sudah meninggalkan dunia ini, namun seperti pepatah ”Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama“. Berkat kejeniusannya, internet sekarang ada dalam genggaman Anda. Sebuah terobosan besar abad ini.

Beliau juga sering memberikan petuah dan bisa dijadikan panutan bagi kita semua. Mengikuti jalan pikiran manusia jenius ini melalui kata-kata yang terukir indah dalam memori kita. Berikut adalah beberapa kata-kata mutiara yang saya rangkum dari berbagai sumber.

“Inovasi membedakan antara pemimpin dan pengikut.”

“Jadilah tolok ukur kualitas. Beberapa orang tidak digunakan untuk suatu lingkungan di mana keunggulan yang diharapkan.”

“Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah mencintai apa yang Anda lakukan. Jika Anda memiliki belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menetap. Seperti dengan semua masalah hati, Anda akan tahu bila Anda telah menemukannya.”

“Anda tahu, kita tidak tumbuh sebagian besar makanan yang kita makan. Kami memakai pakaian orang lain membuat. Kami berbicara bahasa yang orang lain dikembangkan. Kami menggunakan matematika yang orang lain berkembang … Maksudku, kita terus-menerus mengambil hal-hal. Rasanya, indah senang untuk menciptakan sesuatu yang menempatkan kembali di kolam pengalaman manusia dan pengetahuan.”

“Ada sebuah ungkapan dalam Buddhisme, ‘pikiran Pemula.” Ini bagus untuk memiliki pikiran pemula.”

“Kami pikir pada dasarnya Anda menonton televisi untuk mengubah otak Anda pergi, dan Anda bekerja di komputer Anda bila Anda ingin mengaktifkan otak Anda.”

“Saya orang yang saya tahu itu kehilangan seperempat miliar dolar dalam satu tahun …. Ini sangat karakter bangunan.”

“Saya akan perdagangan semua teknologi saya untuk sore dengan Socrates.”

“Kami di sini untuk menempatkan penyok di alam semesta. Kalau tidak mengapa lain bahkan berada di sini?”

“Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma – yaitu hidup dengan hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan suara pendapat lain menenggelamkan suara batin Anda sendiri. Dan yang paling penting, miliki keberanian untuk mengikuti hati dan intuisi. Entah bagaimana mereka sudah tahu apa yang Anda benar-benar ingin menjadi. Segala sesuatu yang lain adalah sekunder.”

Kamu harus berkerja lebih keras untuk menjernihkan pikiran dan menghasilkan kesederhanaan”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

BE THE REAL RICH MOSLEM

inspirasi sukses dari Happy Trenggono

Yang terlintas di fikiran saya ketika mendengar nama tersebut adalah rasa ingin tahu saya terhadap sosok beliau. Rasa ingin tahu itu menuntun saya mencari tahu sebanyak-banyaknya tentang profil pribadi sukses yang menginspirasi dari sosok beliau. setelah mendapatkan berbagai informasi tentang Happy trenggono, yang saya tangkap dari sebuah artikel di salah satu blog, happy trenggono adalah sosok entrepreneur cerdas yang akan selalu menginspirasi semua orang untuk bercita-cita dan mempunyai tujuan hidup yang sangat mulia lewat bisnis.
Menurut saya pribadi, beliau adalah sesosok manusia yang mempunyai konsep yang luar biasa tentang masyarakat, bisnis dan islam. Dengan bisnis, beliau dapat mengubah pandangan hidup masyarakat tentang ketergantungan terhadap pemerintah lewat berbagai pelatihan-pelatihan yang ditujukan bagi semua kalangan masyarakat, baik itu pebisnis, mahasiswa bahkan masyarakat pada umumnya tentang entrepreneur. Harapan beliau terhadap pelatihan-pelatihan yang diberikan adalah ketika ada salah satu orang saja yang mampu terbekali dengan kemampuan enterpreneur dalam segi soft skill dan hard skill maka dia akan mampu mengubah pandangan bangsa, bahkan ketika seseorang tersebut telah dibekali oleh kemampuan entrepreneur yang luar biasa dan akhirnya dia menjadi presiden bangsa ini, bayangkan apa yang terjadi,
Kemudian tentang konsep dakwah yang sangat cerdas oleh beliau adalah ketika saya mendengar beliau mengatakan bahwa “KEBAIKAN YANG TIDAK TERENCANA AKAN DIKALAHKAN OLEH KEBURUKAN YANG TERENCANA” maka rencana dan konsep yang ditawarkan oleh beliau tentang dakwah sangat luar biasa. Bukan tidak mungkin ketika bisnis jadikan sebuah sarana untuk mencapai ridhaNYA. Menurut heppy trenggono, dakwah tidak hanya bisa dilakukan oleh seorang kyai atau bahkan oleh seorang pemimpin sekalipun, tetapi alangkah baiknya ketika sebuah perusahaan dapant menjalankan misi dakwah islam. Dengan sarana entrepreneur tersebut happy trenggono lewat united Balimuda dan IIBFnya mampu membangun beberapa sekolah demi kelangsungan dakwah islam.
Lewat inspirasi yang didapatkan melalui sejarah dimana peradaban Indonesia dulu dibentuk oleh pedagang-pedagang dari Gujarat yang sukses dengan usaha dan dakwah yang diberikan kepada masyarakat Indnesia pada saat itu,
Seperti pebisnis yang lain, dalam perjalanan menuju sukses dari sebuah bisnis adalah adanya kegagalan, satu lagi yang menginspirasi saya adalah ketika dalam suatu pelatihan beliau mengataka bahwa jika kita tahu ada suatu permasalahan maka seharusnya pada saat itu pula kita harus mengetahui apa solusinya.
Teori-teori yang keluar dari beliau mengenai mengapa kebanyakan suatu peusahaan mengalami sebuah kegagalan pada usia ke dua, lima bahkan sepuluh tahun perjalanannya adalah adanya 1. Obsession of the product dimana kebanyakan pebisnis cenderung terobsesi untuk selalu memperluas jangkauan productnya walaupun dalamsegi system kurang begitu baik.
2. speed skill, dalam dunia entrepreneur kecepatan keahlian oleh seorang pebisnis adalah keccepatan keahlian mengenai suatu bisnis.
3. technical for success, setiap pebisnis dituntut untuk memiliki tekhnik- tekhnik khusus untuk mencapai kesuksesan.
4. intelegence dalam bisnis, pada umumnya, kegagalan dari sebuah bisnis sangat dipengaruhi oleh emosi yang tidak dapat dikendalikan.
5. plan of idea, dimana setiap ide-ide yang luar biasa dibutuhkan rencana-rencana yang matang untuk meraih sukses.
6. run of case, masalah klasik yang terjadi pada persoalan iini adalah terkadang ketika sebuah perusahaan itu mulai sukses, seringkali mereka cendderung keluar dar jalur yang semestinya

(Sumber : Betty Sinta Indriani)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

KENALI 11 KARAKTER MERTUA

Konon, hubungan mertua-menantu perempuan selalu diwarnai konflik. Nah, bagaimana caranya agar kita terhindar dari konflik tersebut? Kenali karakter mertua Anda!

PENUH PERHATIAN

Mertua dengan karakter ini biasanya amat penuh perhatian dan kelewat peduli pada cucu. Bila hidup tak serumah, hampir setiap saat ia menelepon sekadar menanyakan apakah cucunya sudah makan, lauknya apa, tidur jam berapa, dan sebagainya. Bila kita sedikit keras pada anak, justru kita diomeli dan dinasihati panjang lebar. Selama tak "mengganggu", tentu curahan perhatian dari nenek boleh-boleh saja karena malah akan memperkaya anak secara emosional.

Tapi jika limpahan kasih sayangnya berlebihan atau malah menyesatkan, kita perlu waspada. Soalnya, pendidikan anak usia balita mutlak menjadi tanggung jawab orang tua. Lagi pula, anak akan bingung bila ada dua "peraturan" berbeda atau bahkan bertentangan. Ia butuh kejelasan, mana yang baik dan tidak, mana yang boleh dan tidak. Psikolog Ieda Poernomo Sigit Sidi menyarankan agar kita mengkaji nasehatnya sekaligus introspeksi diri. Bisa jadi kita memang salah atau kelewat keras pada anak. Bukankah kita masih dalam proses belajar menjadi orang tua?

"Bila yakin prinsip Anda benar, jangan ragu untuk membicarakannya. Tunjukkan sikap santun dan hindari kesan menggurui. Bila perlu mintalah bantuan suami." Katakan, misalnya, "Ibu, maaf, bukan maksud kami bersikap keras pada anak. Tapi kami pikir, dia pun harus belajar disiplin agar tak tumbuh jadi anak manja. Kami khawatir dia nanti susah mandiri." Pokoknya, Anda harus berpikir jernih dan jauhkan prasangka.

SOK KUASA

Tak sedikit, lo, mertua yang ngotot berusaha masuk dalam rumah tangga anaknya dengan berbagai cara. Maunya selalu ikut campur dalam segala hal; dari soal menu yang harus tersaji, pengasuhan anak, sampai mengurus suami. Bahkan, baju apa yang pantas dan tidak untuk kita kenakan pun dicampurinya juga. Nyebelin , kan? "Modal" untuk terhindar dari pengaruh buruknya adalah punya rumah sendiri. "Entah cicilan, kontrak atau apapun namanya, karena hanya itulah satu-satunya cara agar Anda dan suami bisa mengelola keluarga sendiri," tutur Ieda yang tak setuju status kontrak atau ukuran rumah yang kecil dijadikan alasan. "Justru itulah tantangan hidup Anda. Ingat, rumah tangga milik Anda berdua. Anda berdualah yang menentukan akan diapakan dan dibawa ke mana," lanjutnya.

Dengan pindah rumah, selain dapat mengeliminir pengaruh kurang baik dari mertua dan keluarga besar, kita pun jadi punya banyak kesempatan berduaan dengan suami untuk membicarakan banyak hal mengenai keluarga. "Bila selalu ada intervensi mertua, kapan kesempatan semacam itu akan muncul?" ujar Ieda. Bila mungkin, kemukakan pada suami bahwa Anda tak suka mertua terlalu mengatur dan mencampuri urusan rumah tangga. "Tentu Anda harus pandai-pandai memilih kata karena ibu mertua tetaplah ibu dari suami Anda. Bukankah bila ibu Anda dikritik suami, Anda pun pasti tak suka?"

"TUKANG" NGERUMPI

Kita perlu ekstra hati-hati dan wajib menjaga jarak dengannya. Bila tidak, kita mesti tahan berjam-jam mendengarkannya mengoceh tentang segala hal, terutama kejelekan anak, menantu, atau cucunya yang lain, hingga terkesan seperti mengadu domba. Kita pun harus mampu menahan diri untuk tak menimpali ocehannya. Apalagi sampai ikut-ikutan menjelek-jelekkan mereka, misalnya, "Oh, iya, Bu, si Anu memang begitu orangnya. Saya juga enggak suka sama dia." Tentunya kita tak ingin ikut-ikutan jadi pribadi bermasalah dan mendatangkan masalah buat orang lain, kan? Makanya, pesan Ieda, kenali dengan siapa kita menikah, kenali pula siapa ibunya.

RAJIN MENGELUH

Boleh jadi si mertua memang "hobi"nya mengeluh dan terus mengeluh. Pokoknya, tiada hari tanpa keluhan; yang sakitlah, nggak punya duitlah, suami bikin jengkel, menantu pelit, cucu bandel, pembantu bebal, dan sebagainya. Melelahkan sekali bukan bila harus meladeni mertua begini? Tak menanggapi pun bisa-bisa dianggap menantu tak tahu diri. Saran Ieda, kitalah yang harus mencoba menyesuaikan diri. Kenali kepribadian dan kebiasaan ibu mertua. Dari situ kita bisa mengenali pola komunikasi yang cocok bila berhadapan dengannya, sehingga kita tahu kapan dan bagaimana harus menanggapi keluhannya. "Anda harus memposisikan diri di tempat netral dan obyektif."

MATA DUITAN

Biasanya ia suka berkomentar, "Mantuku yang satu itu baik banget. " Lo, kenapa begitu? "Dia ngerti, deh. Sebelum diminta, pasti udah ngasih ." Lalu, apakah yang tak pernah memberi atau cuma mampu memberi sedikit bisa dikategorikan menantu nggak baik? Belum tentu, kan? Mertua model ini, terang Ieda, mengganggap anak sebagai investasi sehingga selalu menuntut imbalan dan jasa. Sampai anaknya mau kawin pun, ia tetap akan berhitung njlimet apa saja untung ruginya, "Aku akan tetap dapat jatah enggak, ya, kalau anakku beristrikan dia?" Ia mengukur baik-tidaknya menantu dari seberapa sering dan besar "upeti" yang diberikan kepadanya. Berbeda dengan ibu yang menganggap anak sebagai amanah, justru menolak pemberian anak sekaligus menasehati untuk menabung.

"Bila Anda memang mau dan mampu, silakan terus memberinya uang dan membanjirinya dengan aneka hadiah super mahal." Tapi bila keberatan, "buat kesepakatan dengan suami untuk menyampaikan seberapa besar kesanggupan Anda membantu." Tapi bukan besarnya gaji suami atau istri yang perlu mereka ketahui, lo, karena itu, sih, rahasia dapur Anda berdua. "Jangan pernah memberi kesempatan siapapun masuk ke bilik yang paling rahasia ini."

Kerap kali, mertua model ini juga suka membanding-bandingkan antara anak/menantu yang satu dengan anak/menantu lain. Ingatkan beliau, peruntungan dan rejeki setiap orang tak akan pernah sama. Secara halus atau bergurau, ingatkan pula agar tak membanding-bandingkan siapa pun dengan tolok ukur benda-benda duniawi. "Tak ada yang harus dipersaingkan karena rumah tangga memang bukan arena bersaing," kata Ieda. Sampaikan dengan hati-hati agar tak terkesan "menuduh" hingga membuatnya tersinggung. Lagi pula, tak ada keharusan untuk memberi kepada mertua. "Kalau Anda tak bisa memberi apa-apa, hanya datang silaturahmi juga enggak apa-apa, kok. Bukankah yang terpenting ikatan persaudaraan?"

PILIH KASIH

Jika suami kita merupakan anak kesayangan, hampir bisa dipastikan, kita pun ikut "ketiban" kasih sayang ibunya. Kita akan diperlakukan istimewa sebagaimana si ibu memperlakukan anak lelakinya. Tapi kalau suami kita bukan anak "emas" ibunya, bersiap-siaplah untuk juga "dimantutirikan". Menurut Ieda, yang bisa menetralisir sikap pilih kasih mertua sebetulnya anak atau si menantu kesayangan. Nah, bila Anda si menantu kesayangan, sampaikan dengan nada santai, misalnya, "Ibu, kalau saya yang datang, kok, jadi repot banget . Sementara kalau si adik atau kakak anu, kok, tidak. Jangan gitu, dong , Bu. Mereka, kan, sama-sama anak Ibu juga."

Tunjukkan Anda tak mau diperlakukan istimewa ataupun ikut-ikutan membanding-bandingkan. Pokoknya, jangan biarkan pangkat dan harta ikut masuk dalam urusan keluarga, yang ada hanyalah status kita sama-sama sebagai anak. Bila keadaan kurang menyenangkan ini tak mungkin lagi diubah atau diperbaiki sementara kita adalah menantu yang di"tiri"kan, saran Ieda, terimalah keadaan itu dengan besar hati. "Tak perlu sakit hati atau tersisih. Jika kedatangan Anda cuma jadi 'pengganjal' pintu depan, ya, sudahlah, tak perlu berakrab-akrab di dalam. Tak usah Anda permasalahkan bila memang demikian keinginan mertua." Jangan lupa, amati di mana posisi kita di mata mertua.

"Jadi, kalau kehadiran Anda dianggap mengganggu, Anda pun boleh memilih tak pergi ke rumah mertua daripada datang hanya untuk menambah sakit hati." Tapi jangan pernah melarang suami untuk mengunjungi ibunya. "Anda harus memberi kesempatan pada suami dan ibunya untuk tetap menjalin hubungan ibu-anak, karena hubungan semacam ini tak bisa tergantikan dan bersifat abadi," terang Ieda. Adakalanya mertua model ini juga mata duitan. Sekalipun kita bukan menantu kesayangannya, tapi kalau kita kerap memberinya uang, mengajaknya jalan-jalan ke tempat-tempat yang ia suka, menghadiahinya dengan barang-barang mewah, dan sebagainya yang berkaitan dengan uang, biasanya ia akan baik sekali sama kita. Tapi sekali saja kita tak melimpahinya dengan uang, ia kembali pada sikapnya semula, "memantutirikan" kita.

Tapi ada juga, lo, yang nggak mempan "disogok". Bila demikian, tak sedikit menantu yang akhirnya selalu "bernyanyi", "Huh, Ibu, sih, kalau dari saya berapapun banyaknya nggak pernah akan ada cerita. Tapi kalau dari mantu kesayangannya, sedikit saja dikasih, ceritanya sampai ke mana-mana, diomongin nggak habis-habis." Nah, bila Anda termasuk yang demikian, Ieda mengingatkan, "ngasihnya ikhlas enggak? Kalau memang iklas, ya, sudah, jangan dipertanyakan atau diungkit-ungkit." Ieda minta, kita harus berpijak pada pemikiran dasar untuk tak membanding-bandingkan atau berkompetisi. Jika tidak, "Anda akan selalu berorientasi pada hasil, 'Kalau saya ngasih uang segini, saya dapat apa, nih? Bakal disayang atau tidak?' Kita jadi terbiasa mengharapkan imbalan dan bila tak sesuai pasti kecewa. Rasa kecewa inilah yang kemudian bertumpuk menjadi ganjalan yang menghambat perkembangan selanjutnya," jelas Ieda.

ACUH TAK ACUH

Selagi kita dibelit masalah,jangankan memberi nasehat atau jalan keluar, mertua model begini cuma berkomentar pendek, "Yaa... begitulah orang berumah tangga. Pinter-pinter nya kamu, deh , gimana mengatasinya." Ia pun jarang telepon apalagi datang berkunjung. Jikapun kita yang menelepon atau berkunjung ke rumahnya, tanggapannya biasa-biasa saja. Pokoknya, komunikasi serasa enggak jalan karena cuma searah hingga kita menilainya sebagai sosok yang tak peduli.

Menurut Ieda, sebetulnya malah enak punya mertua cuek. Ia merasa tugasnya mengurus anak sudah selesai. Sekarang saya bersibuk diri dengan dunia saya, teman-teman saya, dan hobi saya. "Anda sama sekali tak boleh berujar, 'Si nenek udah tua tapi masih jalan-jalan, senang-senang sendiri, dititipi cucu enggak mau.' Wong , itu hak dia, kok!" Jadi, tandasnya, kita harus menjunjung tinggi prinsip tak saling mengganggu. "Singkirkan rasa tak enak hati. Anda pun harus menghargai privacy -nya. Biarkan ia menikmati hidupnya dengan dunianya sendiri."

B ERMULUT MANIS

Di depan kita, ia rajin obral pujian dan kata-kata manis. Tapi begitu di belakang kita, segalanya berubah total. Seperti kata pepatah, lain di bibir lain di hati, begitulah mertua model ini, munafik! Sebagai anak, tutur Ieda, kita dan suami wajib mengingatkan beliau. Tentu dengan cara-cara santun karena orang tua tetap manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan. "Tak perlu kecut menghadapinya. Kaji kembali opini yang membuat orang terjerat dalam ketakutan akan durhaka terhadap ibunya." Karena bila kita tak menegur atau mengingatkannya, kita justru membiarkan si ibu terperosok lebih jauh ke dalam hal-hal yang tak benar. Sekaligus membiarkannya menjadi api dalam sekam bagi hubungan sesama menantu dan ipar.

NEMPEL TERUS SAMA ANAK

Kasus seperti ini biasanya erat berkaitan dengan status anak; entah tunggal, bungsu atau anak kesayangan. Lantaran tak rela berpisah dengan anak istimewanya itulah, kita sebagai menantu pun ikut-ikutan "disandera" untuk tinggal di rumahnya. "Sampaikan terima kasih Anda bisa tinggal di situ karena memungkinkan Anda menabung agar bisa beli rumah sementara anak-anak pun tak lepas kendali," saran Ieda. Tapi tekad memiliki rumah sendiri harus terus dibicarakan dengan suami. Perlu dicari cara tak mencolok yang dapat mengundang prasangka dan memojokkan Anda semisal, "Tuh , kan, kamu juga yang 'ngeracunin' anakku supaya pindah dari sini." Jikapun harus tetap serumah, minta ijin agar ada pemisahan dapur. "Istri harus belajar memasakkan makanan untuk suami dan anaknya. Biarkan menu-menu baru tersaji di meja makan. Jadi, tak harus menu favorit mertua."

SOK TAHU

Apakah Anda sering ditegur kala berbuat atau melakukan sesuatu untuk suami? Misalnya, "Suamimu, tuh , nggak suka sayur asem, tapi kenapa kamu malah masak sayur asem?" Kali lain, "Kamu, kok, beli kaos model begini? Dari dulu suamimu enggak suka pakai kaos yang banyak gambarnya. Gimana, sih, kamu ini?" Pendeknya, kita sering kena tegur mertua karena dianggap nggak ngerti selera suami, seolah-olah cuma beliaulah yang tahu persis anak lelakinya. Menurut Ieda, sikap mertua yang "sok tahu" ini disebabkan ia merasa yakin kenal betul siapa dan apa saja mengenai anaknya, karena sudah sekian lama anak lelakinya berada dalam asuhannya. "Perasaan memiliki secara berlebihan pada diri mertua terhadap anak lelakinya merupakan salah satu pemicu utama konflik mertua-menantu," tuturnya. Toh, Ieda menganggap wajar perasaan tersebut.

"Wong , ibu, kok, yang mengandung, melahirkan, dan membesarkan anak." Sayangnya, orang sering lupa bahwa tugas orang tua cuma mendidik, membesarkan dan mengantarkan sekaligus melepaskan si anak memasuki rumah tangganya sendiri. Tentu saja, sangat tak adil bila harus menilai, membanding-bandingkan apalagi menghakimi menantu dengan kacamata mertua. "Mertua sudah sekian lama bersama si anak, sementara menantu pendatang baru. Yang satu sudah kenal luar dalam, yang lainnya justru baru mulai kenal. Yang ini sudah harus melepaskan, yang itu baru mau menerima.

Pendek kata, yang satu sudah ahli, yang lain baru belajar. Jelas tak mungkin diperbandingkan, dong!" Seringkali mertua model ini juga bersikap sok tahu terhadap hal-hal lainnya, termasuk pengasuhan anak. Menantu dianggapnya sosok yang tak tahu dan tak bisa apa-apa. Semuanya serba salah di mata mertua. Konyolnya, mertua model ini cuma bisa menilai dan melecehkan tanpa pernah memberi kesempatan pada menantunya untuk belajar. Padahal, menantu betul-betul butuh dukungan dan kesempatan untuk belajar membina rasa percaya diri menjadi seorang istri sekaligus ibu. Menurut Ieda, peran suami sebagai jembatan sekaligus kunci sangat menentukan pola penyelesaikan konflik mertua-menantu. Jika suami bilang pada istrinya, "Kamu, kok, gitu aja tersinggung? Ibu, kan, biasa ngomong begitu," maka istri akan merasa diabaikan. Jangan lupa, yang biasa buat mertua belum tentu biasa buat menantu. Dari sisi menantu, saran Ieda, "cobalah berpegang teguh pada prinsip Anda. Jangan hiraukan kala ia melecehkan pola pengasuhan Anda, misalnya, selama Anda menganggap apa yang Anda lakukan itu yang terbaik buat anak."

PENUH PENGERTIAN

Mertua begini, kata Ieda, harus dianggap sebagai karunia yang patut disyukuri. Saat suami tugas ke luar kota, misalnya, ia langsung menawarkan Anda dan anak-anak tinggal di rumahnya agar lebih "aman". Atau menyuruh Anda dan suami berlibur, "Biar anak-anak sama Ibu. Kalian senang-senanglah." Saat tahu Anda hamil, ia juga yang "heboh" duluan dengan menyiapkan segala keperluan si kecil hingga Anda tinggal terima beres saja.

Pendeknya, jika ia tahu kita butuh sesuatu, tahu-tahu kebutuhan itu dipenuhi. Asyik, kan? Kata Ieda, kita tak perlu risih atau berhutang budi sepanjang segala pemberiannya tulus sebagai ungkapan sayang terhadap keluarga anaknya. "Itulah berkah hidup bersaudara." Jadi, sekalipun pemberiannya kurang berkenan di hati lantaran perbedaan selera, "Andalah yang mesti pandai-pandai menenggang rasa." Yang penting, jangan biarkan diri kita terlena oleh segala kebaikannya. Jangan sampai kita terjebak memanjakan keluarga dengan memanfaatkan kebaikannya. Sebagai Tempat Penitipan Anak, misalnya. Mertua bukan babysitter buat si kecil Anda lo. "Ingat, anak, keluarga dan hidup Anda merupakan tanggung jawab Anda, bukan mertua Anda!"

(SUMBER : Julie/Puspayanti)


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

KISAH SEORANG IMAM MASJID DI LONDON

"Amal pertama yang dihisab dari seorang hamba di hari kiamat adalah shalat. Dan barangsiapa yang baik shalatnya, maka baik pula segala amalan yang lain, dan barangsiapa yang rusak (ditolak) shalatnya, maka rusak (ditolak) pula segala amalan lainnya” (HR Thabrani)

Seorang imam masjid di London, setiap hari pergi pulang dari rumahnya ke masjid dengan mengendarai bus umum. Ongkos bus tersebut dibayar pakai kartu (card), atau langsung ke sopir karena bus tidak memiliki kondektur. Setelah bayar, baru kemudian cari tempat duduk kosong.

Sang imampun bayar ongkos pada sopir lalu menerima kembalian, sebab hari itu ia tidak punya uang pas… baru kemudian duduk di bangku belakang yg kosong.

Di tempat duduknya dia menghitung uang kembalian dari sopir yg ternyata lebih 20 sen. Sejenak iapun terpikir.. uang ini dikembalikan atau tidak yah..? Ah cuma 20 sen ini… ah dia (sopir) orang kafir ini… atau aku masukin saja ke kotak amal di masjid…??

Setelah sampai di tempat tujuan, ia pun hendak turun bus dengan berjalan melewati sopir bus tersebut. Dalam hatinya masih bergejolak atas uang 20 sen itu, antara dikembalikan atau tidak. Namun ketika sampai di dekat sopir, spontan iapun mengulurkan 20 sen sambil berkata: “Uang kembaliannya berlebih 20 sen”.

Tanpa disangka tanpa dinyana.. sopir itu mengacungkan jempol seraya berkata:

“Anda berhasil..!!!”

“Apa maksud anda..?” Tanya imam masjid.

“Bukankah anda imam masjid yang di sana tadi?” Tanya sopir.

“Betul” jawabnya

Lantas sopir itu berkata…

“Sebenarnya sejak beberapa hari ini saya ingin datang ke masjid anda untuk belajar dan memeluk Islam.. tapi timbul keinginan di hati saya untuk menguji anda sebagai imam masjid, apa benar Islam itu seperti yang saya dengar: jujur, amanah dan sebagainya. Saya sengaja memberikan kembalian berlebih dan anda berhasil. Saya akan masuk Islam”. Kata sopir tersebut..

Alangkah tercengangnya imam masjid tersebut, sambil beristighfar meyesali apa yg dipikirkannya tadi. Hampir saja ia kehilangan kepercayaan hanya dengan uang 20 sen itu. Astaghfirullah…

Semoga jadi pelajaran buat kita untuk sentiasa bersikap sebagai seorang muslim sejati di mana saja, kapan saja dan di hadapan siapa saja… ***

(Sumber : Dari milis Yasminmuslim, kiriman Sdr Epril.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)