RSS

Pages

YUKATA BATIK

Special di hari Kartini sekolah Ai menyelenggarakan acara pagelaran busana untuk seluruh siswa TK dan KB, meskipun hari Kartini ternyata busana yang dikenakan tidak mesti nasional dan bhineka tunggal ika, karena ini hasil kreatifitas ortu dan tidak diperbolehkan menyewa. Bingung juga mesti dipake-in apa ya si Ai..??belum lagi dia mau ga memakai busana itu. Hasil dari browsing dan konsultasi dengan kakak ipar, gimana ga dipake-in baju tradisional jepang aja sarannya, lha ini kan hari Kartini ko pake baju tradisional jepang...apa kata dunia??^_^

Akhirnya dapat ide juga setelah berhari-hari melototin internet, jadi deh ide memakai Yukata (bukan kimono) dengan alasan karena yukata lebih simpel daripada kimono. Ternyata baru tau kalo kimono dan yukata itu berbeda, kimono lebih ribet banyak pernak-perniknya, dan yukata lebih simpel seperti yang kita liat di film beheula yang ngetop "Oshin" itu.
Tapi apa yang bisa menjadikannya sedikit indonesia ya..??ngubek-ngubek di sentra bisnis cipadu akhirnya menemukan juga bahan yang akan dipake tidak lain dan tidak bukan...BATIK. Sambil membayangkan cocok ga batik dipake untuk yukata, ahh...nekat aja kayaknya cocok ko..
Waktunya hunting penjahit...karena waktu yang diberikan hanya 3 minggu, muter2 deh nyari tukang jahit. Setelah 4x tukang jahit didatengin, penjahit ke-4 itulah yang sanggup untuk menjahit orderan ini. Thank's God!!Lama juga menjelaskan ke si bapak penjahit sampe harus ngeprint-in gambar dan sketch-in dulu dengan detail yang kumau..hehehe..
Tapi tidak mengecewakan hasilnya...


Sayang..pita yang belakang ga kliatan...dipotonya susahnya minta ampun...


Meski ga menang tapi banyak juga yg bilang baju ai bagus...alhasil ada yg mau tuh ibu2 di sekolah ai..heheheh...bisa jadi sampingan niy...


Bapak tukang jahit...makasih banget yaa...cukup memuaskan hasilnya...jangan nolak ya kalo mau jahitin yg begini lagi...kan banyak order banyak rejeki...jadi langganan...bisa naik haji...hallaahh...^_^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

ibu rumah tangga kudu pinter...??

ingat perkataan suami apabila rumah udah laku terjual aku diminta berhenti bekerja dan menjadi seorang ibu rumah tangga. Jddeeerrr...bisakah aku?trus bagaimana dengan pekerjaan yang aku cintai ini?duuhh yah...jiwa istrimu ini 100% ARSITEK!!


sebenarnya aku dibebaskan memilih yang aku sukai, tetapi begitu melihat si kecil yang lagi cerewet2nya tanya macam2 ada ketakutan juga apabila dia mendapatkan jawaban dari pertanyaannya itu ga bener, masa golden
age ini masa yang sangat disayangkan untuk dilewatkan, masa orang tua untuk membentuk karakter anak. Berjuta-juta sudah uang yang dikeluarkan orang tuaku untuk pendidikanku masa aku harus dirumah saja, memang aku masih bisa berpenghasilan dari freelancer, tapi itu tidak kontinyu. menjadi seorang ibu rumah tangga itu memang lebih mulia dibanding pekerjaan apapun di dunia ini., tapi bisa berpenghasilan juga, gimana caranya ya, ibu rumah tangga memang memiliki kesibukan dan rutinitas yang luar biasa, selain belanja-memasak-mencuci-mengurus anak-bebenah itu kan menuntut punya keahlian juga...

jadi inget tulisan seorang teman lama...


Malam ini gw keinget kata2 seseorang ketika beliau tau gw memilih untuk melepas karier gw di jakarta n sepenuhnya melayani suami aja. Katanya "wah...berarti anak perempuanku nanti gak usah sekolah tinggi2 deh,paling ntar jd ibu rumah tangga doang". Karena gw sedang gak pingin berpanjang lebar, gw cuma senyum aja dengernya. Banyak yg salah paham kalo jd ibu rumah tangga itu g perlu ilmu,langsung nyebur aja pasti bisa. Bener gitu? Yuk kita liat bareng2: Semua bidang ilmu yg di dapat di bangku kuliah itu pasti bisa diterapkan dalam mendidik anak. Kedokteran? Pasti...psikologi? Apalagi...pertanian? Kenapa enggak? Filsafat? Bisalah...komunikasi? Pasti berguna...kimia murni kayak gw inih? Hoho...jangan salah! Kadang gw suka geli ama nyokap yg ribut kalo makan tuh kudu,wajib,harus n pasti pake nasi. Pdhl menurut ilmu kimia nutrisi yg gw dpt (thanks to bu endang astuti) segala macem sumber karbo (roti,kentang,ubi dll) semua ujung2nya jd glukosa. N tau gak kalo minum jeruk manis itu lbh sehat drpd minum teh manis? Krn ikatan glukosa dari gula udah dipecah sama asam dari jeruk! Jadi kadar gula dalam darah kita g semakin over. Tuh kaaaaann..... Lagian kalo otak kita cewek2 ini encer...ngajarin anak pelajaran sekolahnya ga akan kesulitanlah, Guru les privat mahal bo! (Pengalaman pribadi mantan guru privat nih...) Belum lagi kalo kita juga punya ilmu dlm bidang agama yg lumayan. Kebayang kalo kita buta Qur'an...gimana kita bisa ngecek kalo bacaan n lafal qur'an anak kita udah bener? Jadi intinya...jadi ibu itu kudu berilmu,semua macam ilmu deh. Tp bukan ilmu hitam apalagi ilmu sesat loh yah! Intinya nih yeh...jangan sampe punya pikiran anak perempuan itu gak perlu sekolah tinggi,kalo gitu sih sama aja kita balik k jaman jahiliyah dong! Dan jangan disesali kalo anak yg udah capek2 dikuliahkan akhirnya cm jd ibu rumah tangga doang. Serahkan aja sama yg punya kuasa. Karena ilmu...apapun bentuknya,walo sedikitpun pasti berguna.

Ok? Salam super buat ibu2 di seluruh nusantara!


(*yenfie (teman sekost-an di jogja)--- setuju banget daaahh....hepi newlywed ^_^)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

hidup 100 tahun...mungkin ga??

nah ingin tau rahasia hidup sampai 100 tahun .. ??ini saya dapat email dari seorang teman, tapi ini mungkin bisa dijadikan tips untuk kita karena sangat mudah untuk dilakukan dan memang ini yang seharusnya kita lakukan...mur-mer lagi ;)

Umur manusia memang ditentukan oleh Tuhan. Namun, menurut riset terbaru

dari Denmark, mereka yang lahir setelah tahun 2000 punya kesempatan

untuk hidup sampai 100 tahun! Untuk Anda yang lahir sebelum tahun 2000,

jangan putus asa karena sebenarnya kita juga bisa menambahkan panjang usia

harapan hidup.

Genetik dan kemujuran memang berperan besar dalam panjang pendeknya

usia seseorang. Namun, kedua faktor itu tidak bisa dikontrol. "Padahal, masih

ada banyak faktor lain yang bisa kita kendalikan. Kuncinya adalah dengan

melakukan hidup sehat," kata Walter Bortz II dari Stanford University.

Misalnya saja mengurangi stres akan menambah usia hingga 6 tahun

atau terbiasa mengasup sayuran dan buah akan menambah usia 5 tahun,

dan masih banyak lagi.

Bertambahnya usia memang tidak bisa dihindari. Namun, menurunnya

kesehatan bukannya tak bisa dihindari. Wujudkan cita-cita untuk hidup

sehat sampai usia lanjut dengan beberapa tips berikut:

1. Liburan berkala

Salah satu cara untuk terlihat lebih muda dari usia sebenarnya adalah

dengan menyempatkan diri untuk berlibur. Kegiatan ini akan membuat

tubuh dan pikiran Anda lebih rileks sehingga efek buruk stres tidak terjadi.

Membiarkan ketegangan berkepanjangan sama saja dengan meletakkan

jari Anda pada tombol "maju" pada remote control biologis Anda.

2. Cukup tidur

Tahukah Anda, kurang tidur akan menyebabkan kesempatan sel-sel tubuh

untuk memperbaiki diri berkurang. Aturlah waktu tidur 6-7 jam setiap

malam. Kebiasaan ini konon akan menambah usia Anda dua tahun lebih panjang.

3. Seks secara teratur

Kegiatan seks yang menyenangkan kedua belah pihak akan membantu tubuh

mengeluarkan hormon antistres, oksitosin. Aktivitas seksual juga akan membakar 200 kalori.

4. Buah dan sayur segar

Penelitian yang dilakukan di beberapa tempat yang populasi penduduknya

berumur panjang dan dalam keadaan sehat, seperti di Okinawa (Jepang) atau daerah

Hunza (Pakistan), menunjukkan bahwa mereka rutin mengonsumsi buah dan sayuran

segar. Mereka juga membatasi konsumsi lemak, gula, dan garam.

5. Olahraga

Nasihat ini memang klise, tetapi harus diakui bahwa olahraga terbukti membuat

tubuh lebih bugar dan sehat. Mereka yang terbiasa berolahraga sejak muda

akan hidup sampai lanjut usia dengan energi dan gairah hidup luar biasa.

6. Miliki hobi

Pertajam otak Anda dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan.

Beberapa jenis permainan juga terbukti akan mengasah otak. Misalnya

bermain catur atau bermain video games Tetris. Penelitian yang dilakukan

di Meksiko menunjukkan bahwa bermain Tetris 30 menit setiap hari akan

menunda kerusakan otak.

7. Berbuat baik

Berbuat baik janganlah ditunda-tunda. Sebuah penelitian menunjukkan,

mereka yang punya kebiasaan berbuat baik kepada sesamanya

kebanyakan bisa mencapai usia lebih dari 80 tahun. Penelitian lain

menunjukkan, kegiatan sosial akan menyeimbangkan kesehatan fisik

dan jiwa ..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Untukmu (calon) Suamiku

Entah apa yang sedang dipikirkan penulis ini, tapi membacanya saja sudah membuat saya bergetar dan ingat seseorang yang paling penting buatku dan tidak mau kehilangannya untuk selamanya.....

Bismillah....

Wahai seseorang yang telah tertulis dalam lauhul mahfudz-ku, imamku dan ayah dari anak-anakku, engkau yang membersamai perjalananku nanti...

Apakah yang sedang kau lakukan di sana?

Aku percaya kau sedang memperbaiki dirimu, memantaskan dirimu tuk menjadi imam bagi tulang rusukmu dan buah hatimu kelak...

Aku percaya kau sedang menempa dirimu dalam beribu cobaan dengan menelantarkan dirimu sendiri pada medan dakwah dan problematika ummat... mencampakkan jauh egomu, membaktikan dirimu tuk ummat...

Aku percaya kau sedang mengkaji, kau sedang belajar, belajar ilmu dunia terutama ilmu akhirat, yang akan kau gunakan dalam mendidikku dan buah hati kita nanti...

Aku percaya Quran selalu ada dalam hatimu, selalu terucap dari bibirmu dan dzikir slalu melantun menemani langkah jihadmu...

Aku percaya kau sedang menundukkan pandanganmu, menjaga hatimu dan mencampakkan hawa nafsumu...

Aku percaya kau sudah merancang hidupmu, hidup kita, keluarga kita, nantinya juga untuk dakwah, untuk ummat, dan hanya karnaNya...

Aku percaya, kau sedang memantaskan diri dan terus memperbaiki diri di sana, di belahan bumi manapun kau berada...

Aku pun begitu sayang...

Aku sedang belajar... belajar menempa diri, menjauhkan egoku demi ummat, membaktikan diriku untuk orang lain, agar baktiku padamu pun sempurna...

Aku sedang belajar, meniti dakwahku, meniti cita-cita duniaku, meniti cita-cita akhiratku, agar kelak keluarga Islami dan kluarga Qur’ani yang aq inginkan nanti dapat kubangun bersamamu... karna kau tahu? meskipun kau imamku, ibu adalah madrasah pertama bagi mujahidah kecilnya nanti...

Aku sedang belajar menjaga diri, menjaga pandangan dan hatiku, agar ketika kau memiliki hati ini, hati ini masih utuh sempurna hanya untukmu...

Aku sedang menempa diri, untuk menjadi seorang Khadijah untukmu, yang menjadi tempatmu membagi resah... seseorang yang kau datang padanya, saat kau tak tahu lagi akan datang pada siapa... seseorang yang menguatkanmu dan menggenggam slalu tanganmu dalam perjalanan jihadmu...

Akupun ingin menjadi ‘Aisyahmu, seorang yang membuatmu tersenyum dan kembali ceria saat penatmu mulai datang, seorang yang menyerap ilmu darimu dengan sempurna dan membenarkan apa-apa yang salah dalam lakumu, seseorang yang mencintaimu dengan cemburunya, namun kau rasakan sakitnya, saat ia tersakiti, hingga kau katakan pada yang lain “janganlah kau sakiti aku dengan cara menyakti ‘Aisyah”...

Aku ingin menjadi Fatimah, yang tak kau bagi cintamu pada yang lain.. bukan karna aku tak percaya kau tidak dapat berlaku adil, tapi karna aku ingin mencintaimu dengan sempurna, tanpa diganggu oleh cemburuku, itu saja...

Tak kalah lagi, aku ingin menjadi seperti ibunda hajar, yang tak gentar saat kau tinggalkan di padang pasir tandus dengan seorang bayi mungil dipelukan.. tak takut akan kehilanganmu, karna keyakinanku pada Rabbku lebih besar daripada yakinku padamu... cintaku padamu, tak akan mengalahkan cintaku pada Rabbku...

Usahaku ini tidak mudah sayang, begitupun usahamu...kuyakin itu...

Maka tetaplah dalam jihadmu...tetaplah dalam usahamu...tetaplah dalam ikhtiarmu... aku yakin kau kuat di sana, dan doakanlah agar akupun kuat di sini dalam jihad dan ikhtiarku...bawalah aku dalam tiap doa dan sujudmu, kumohon... karna doa yang dapat menolongku...

Hingga saatnya, kita bertemu dalam ikatan suci menyempurnakan separuh dien... dan kita akan melanjutkan jihad kita bersama...

Dan nanti...terimalah aku apa adanya jika aku belum bsa mejadi khadijahmu, ‘aisyahmu atau bahkan menjadi seperti ibunda hajar... tapi bimbinglah aku menjadi seperti mereka... dan kita bimbing bersama mujahid muda kita nanti tuk melanjutkan estafet perjuangan dakwah ini...

Teruntukmu yang ada di sana, kuatlah...dan bersabarlah...

Bawalah aku dalam doa dan sujudmu, agar cinta kita nanti, hanya karnaNya...aamiin...

---www.eramuslim.com --- *mba Aisyah : ini indah sekali..trimakasih ya*

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (2)

MENYAYANGI ISTRI

Sebuah cerita yang membuat kita bangga sebagai seorang wanita dan ibu....


Usai menunaikan shalat magrib berjamaah dan berzikir di mushala samping rumahnya, ustad muda yang aktivis itu tampak merenung cukup lama. Ia tampak kelelahan setelah seharian bekerja di rumahnya karena ’ditinggal’ istrinya yang hari itu harus mengikuti kegiatan dakwah dari pagi sampai sore. Sebagai ustad, tentu ia bukannya tidak paham betapa beratnya beban seorang istri sekaligus ibu rumah tangga. Namun, dengan menjalani sendiri seluruh pekerjaan rumah tangga hari itu—mulai dari memasak air, menyapu rumah dan halaman, mencuci piring/gelas dan pakaian, belanja dan memasak serta menyediakan makan bagi anak-anaknya, memandikan mereka, mengantar mereka ke sekolah sekaligus mendampinginya (karena ada yang duduk di TK), mengasuh mereka sekaligus menenangkan mereka jika sesekali menangis dan rewel, menceboki mereka saat mereka BAK/BAB sekaligus mengganti pakaiannya, melerai mereka saat mereka bertengkar, dll—benar-benar pekerjaan yang amat menguras energi. Apalagi itu dilakukan sejak pagi hingga sore. Itu baru satu hari. Bagaimana kalau harus tiap hari? Bisa-bisa stres! Karena itu, ustad muda itu makin menyadari betapa tanpa kehadiran istri, mengurus rumah tangga dengan keempat anaknya yang masih kecil-kecil itu ternyata tak seenteng yang ia bayangkan.


Sejak itu ia pun mulai menyadari, betapa ia kadang egois. Sebagai suami dan kepala rumah tangga ia merasa yang paling capek karena mencari nafkah, berdakwah, mengurus jamaah, dll. Ia merasa, dirinyalah yang paling sibuk sehingga sedikit saja istri kurang dalam hal pelayanan kepadanya, entah karena dianggap lamban, atau rumahnya sedikit berantakan, atau masakannya sedikit kurang enak, dll, ia gampang mengeluh, bahkan mencela.

Kini, di tengah-tengah perenungannya, ia pun amat menyesal. Tak terasa, air matanya menetes membasahi pipinya. Usai salat magrib itu, ia menyadari betapa ia sering berbuat tidak adil terhadap istrinya. Sejak itu, ia mulai bersikap sabar dan tak mengeluh lagi jika dalam pandangannya istrinya kurang dalam melayani dirinya atau mengurus rumah tangganya.

*****

Seorang suami memang pantas untuk menghargai, menghormati, memuliakan dan menyayangi istrinya betapapun dalam pandangannya, istrinya itu banyak kekurangannya. Sebab, jika pun ukurannya dikembalikan pada standar materi, pekerjaan menjadi seorang istri/ibu rumah tangga sesungguhnya amat mahal. Bagaimana tidak?!

Dari sisi waktu, jika seorang suami/ayah bekerja secara umum dari pagi sampai sore, atau paling banter sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, maka seorang istri/ibu rumah tangga—meminjam ungkapan seorang ustadzah—bekerja kadang jauh sebelum terbit fajar dan baru berhenti setelah ‘terpejam mata suami’. Karena itu, bisa dikatakan, seorang ibu rumah tangga jauh lebih tangguh dan super ketimbang suaminya.

Dari sisi materi, di situs www.reuters.com disebutkan bahwa setelah dilakukan survei kepada 18.000 ibu rumah tangga di Toronto, Kanada, mengenai daftar pekerjaan rumah tangga mereka sehari-hari (seperti memasak, membersihkan rumah, merawat anak, mengurus keluarga, dan sebagainya), sebuah perusahaan standar penggajian mendeskripsikan nilai, harga dan gaji yang pantas atas “pekerjaan” para ibu rumah tangga ini bila mereka digaji. Di Kanada, dari sekian banyak tugas dan pekerjaan domestik, seorang ibu rumah tangga—jika digaji secara layak—pendapatan perbulannya bisa mencapai $124.000. Jumlah itu setara dengan Rp 1.116.000.000,- (baca: satu miliar seratus enam belas juta rupiah). Ini bila kurs $1= Rp 9.000,- saja.

Jika sebesar itu yang harus diperoleh oleh seorang ibu rumah tangga, tentu hanya seorang suami yang berkedudukan sebagai CEO sebuah perusahaan besar atau minimal seorang pemilik multiusaha sukses yang bisa menggaji istrinya setiap bulan. Tentu nominal tersebut terbilang sangat besar dilihat dari standar negara manapun, hatta negara paling modern dan maju sekalipun.

Karena itu, “Sebuah kesalahpahaman yang sangat jamak jika pilihan seorang wanita untuk menjadi seorang ibu rumah tangga dianggap lebih mudah dan lebih ringan daripada menjadi seorang wanita karir…,” kata Lena Boltos, seorang surveyor yang melakukan survey dan kalkulasi tersebut (Hidayatullah.com, 30/3/2010).

Jika sebesar itu nilai “profesi” sebagai seorang ibu rumah tangga, maka secara berseloroh kita bisa mengatakan, betapa tidak cerdasnya seorang istri/ibu sampai rela mengorbankan urusan keluarga/rumah tangganya hanya karena sibuk bekerja dengan gaji yang tentu tidak seberapa dibandingkan dengan nominal di atas. Lebih tidak cerdas lagi jika seorang suami menganggap rendah istrinya, tidak mau menghargai dan memuliakan istrinya, hanya karena ia banyak di rumah sekadar menjalani “profesi”-nya sebagai ibu rumah tangga.

Itu dari sisi materi. Bagaimana jika dilihat dari kacamata Islam? Dalam pandangan Islam, seorang ibu rumah tangga bertanggung jawab penuh atas seluruh urusan keluarga/rumahtangganya karena posisinya sebagai umm[un] wa trabbah al-bayt (ibu sekaligus manajer rumah tangga). Ia jugalah yang bertanggung jawab atas perawatan dan pendidikan anak-anaknya. Seorang penyair Arab mengatakan, ”Al-Ummu Madrasah al-Ula, Idza A’dadtaha A’dadta Sya’ban Khayr al-‘Irq” (Seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya. Jika engkau mempersiapkan ia dengan baik maka sama halnya dengan engkau mempersiapkan bangsa berakar kebaikan).

Lebih dari itu, betapa mulia dan terhormatnya kedudukan seorang istri/ibu rumah tangga tergambar dalam hadis penuturan Anas ra. berikut:

Kaum wanita pernah datang menghadap Rasulullah saw. Mereka bertanya, ”Ya Rasulullah, kaum pria telah pergi dengan keutamaan dan jihad di jalan Allah. Adakah amal perbuatan untuk kami yang dapat menyamai amal para mujahidin di jalan Allah?” Rasulullah saw. menjawab, “Siapa saja di antara kalian berdiam diri di rumahnya (melayani suaminya, mendidik anak-anaknya dan mengurus rumahtangganya), sesungguh-nya ia telah menyamai amal para mujahidin di jalan Allah.” (HR al-Bazzar).

Subhanallah! Karena itu, tak ada alasan bagi para suami, apalagi para aktivis dakwah, untuk tidak memuliakan dan menyayangi istrinya, setulus hati. Kalau mungkin, berterima kasihlah kepadanya, setiap hari!

---*posting dari seorang teman*

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)